Friday, March 13, 2020

Cara Cerdas Menyususn Latar Belakang

CARA CERDAS MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH YANG BAIK
Oleh: Ali Mulyanto, M.Kom
Untuk menyusun latar belakang, ikuti formulaOMKKMASOLTU
O = OBJEK PENELITIAN
M = METODE ATAUSISTEM BERJALAN
K = KELEBIHAN PADA METODE ATAU SISTEM YANG BERJALAN
K = KEKURANGAN PADA METODE ATAU SISTEM YANG BERJALAN
MAS = MASALAH PADA METODE AYAU SISTEM YANG BERJALAN
SOL = SOLUSI UNTUK MEMECAHKAN MASALAH
TU = TUJUAN DARI PENELITIAN

OK, KITA TERAPKAN PADA KASUS JUDUL SKRIPSI "SISTEM CERDAS BERBASIS KONSEP FUZZY LOGIC UNTUK EVALUASI KINERJA KARYAWAN DI STMIK CIKARANG"

Penerapan formula OMKKMASOLTU FORMULA

CONTOH PARAGRAF
Paragraf O Pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah sangat penting guna evaluasi dan perencanaan masa depan. Penilaian prestasi karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang hendak dicapai setiap karyawan. Dari hasil pengukuran kinerja karyawan dapat diketahui prestasi yang dicapai oleh setiap karyawan yaitu: sangat baik, baik, sedang atau kurang. Penilaian prestasi penting bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan perusahaan selanjutnya (Malayu S.P Hasibuan, 2009: p87). 
M Metode yang sering dipergunakan oleh perusahaan dalam menilai kinerja karyawan adalah mempergunakan performance appraisal. Performance appraisal bertujuan melakukan evaluasi terhadap 2 kinerja karyawan dengan jangka waktu yang telah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditentukan.
K Dengan performance appraisal dapat membantu melakukan identifikasi kelemahan dan kekurangan karyawan, hal ini bermanfaat untuk perencanaan karirnya dan mempengaruhi keputusan peningkatan gaji dan promosi (Dessler, 2005: p326). 2
K Akan tetapi performance appraisal memiliki beberapa kelemahan (Dessler, 2005: p340) antara lain: a. Halo Effect, penilai menyukai atau tidak menyukai sifat pegawai yang dinilainya. b. Central tendency, nilai yang diberikan cenderung berada ditengah-tengah, jadi tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. c. Leniency, penilai cenderung beranggapan bahwa dia harus bersikap baik terhadap pegawainya, jadi nilai yang diberikan baik terhadap semua aspek penilaian. d. Bias, penilai seringkali dipengaruhi oleh faktor: umur, ras dan jenis kelamin sehingga sangat mempengaruhi peringkat karyawan 2
MAS Dari beberapa kelemahan di atas dapat disimpulkan bahwa metode performance appraisal belum efektif karena penilaiannya bersifat subyektif sehingga belum dapat memberikan analisa dan informasi yang akurat. Disamping itu juga terdapat permasalahan jika perusahaan ingin melakukan evaluasi kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter, dimana parameter tersebut terdapat di dalam faktor penilaian dalam performance appraisal dan beberapa parameter lainnya bukan merupakan faktor penilaian dalam performance appraisal. Contoh kelompok parameter yang terdapat dalam faktor penilaian performance appraisal adalah: Store Operation, Leadership dan Attitude. Sedangkan beberapa parameter yang terdapat diluar faktor penilaian dalam performance appraisal adalah: data absensi karyawan, data peringatan, data penghargaan dan data hasil training. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang lebih efektif untuk melakukan penilaian 3 terhadap kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter tersebut.
SOL Himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan klasik. Pada himpunan fuzzy tingkat keanggotaan suatu elemen dikenal dengan nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan (Sri Kusumadewi, 2006: p3). Parameter yang dipergunakan sebagai dasar penilaian evaluasi kinerja karyawan masingmasing ditentukan derajat keanggotaannya. Proses konversi parameter ke bentuk fuzzy input yang simantiknya ditentukan oleh derajat keanggotan disebut proses fuzzification. Tahapan proses fuzzy terdiri dari: fuzzification, inference dan defuzzification (Suyanto, 2008: p28). Kemudian output yang dihasilkan dari proses fuzzification dimasukkan ke tahap inference dengan mempergunakan metode Simple Additive Weighting. Konsep dasar dari metode Simple Additive Weighting adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua attribut. Output dari proses inference yang merupakan hasil dari penjumlahan terbobot dilanjutkan dengan proses defuzzification yang berfungsi mengubah fuzzy output menjadi nilai crisp (Suyanto, 2008: p43). Hasil dari proses defuzzification merupakan output yang akan menjadi nilai akhir kinerja karyawan. Dengan demikian fuzzy logic dapat menanggulangi permasalahan evaluasi kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter. 4
TU Dengan menerapkan sistem cerdas berbasis konsep fuzzy logic diharapkan dapat melakukan evaluasi kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter penilaian. Sistem cerdas dengan konsep fuzzy logic juga diharpakn dapat menghasilkan laporan kinerja karyawan dengan analisa dan informasi yang akurat sehingga dapat dipergunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 5 ~ Oke, selamat berjuang menyusun latar belakang masalah ~

No comments:

Post a Comment