Monday, March 30, 2020

Pengujian Perangkat Lunak dengan Black Box Testing

Pengujian Perangkat Lunak dengan Black Box Testing

  • Pengujian Perangkat Lunak dengan Black Box Testing berfokus pada keperluan fungsional perangkat lunak dan domain informasi.
  • Analisis sistem memperoleh kumpulan kondisi dari input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional.
  • Cenderung diaplikasikan pada tahap akhir pengujian.
  • Disebut juga pengujian behavioral/Pengujian Partisi/Pengujian Interface.
  • Memperhatikan dari sudut pandang input data dan output data.
  • Perangkat lunak ditinjau sebagai kotak hitam yang menyalurkan input kepada output berdasarkan rincian dimana perangkat lunak tersebut harus melakukannya.
  • Memeriksa kecocokan dari pengujian software yang membentuk tingkah laku.
  • Mencari kesalahan-kesalahan yang dihasilkan oleh kesalahan.
  • Kesalahan perangkat lunak adalah bagian dari perangkat lunak yang tidak menurut pada penyediaan definisi itu sendiri dalam dokumen pengembangan.

Tujuan Pengujian Perangkat Lunak dengan Black Box Testing untuk Mencari Kesalahan-kesalahan pada:

  • Fungsi yang salah atau hilang.
  • kesalahan pada interface.
  • Kesalahan pada struktur data atau akses database.
  • Kesalahan performansi (kinerja)
  • Kesalahan inisialisasi atu tujuan akhir.

Pengujian Perangkat Lunak dengan Black Box Testing memiliki Type antara lain:

  1. Equivalence Class Partitioning (Pembagian Kelas yang sama)
  2. Boundary Value Analisys (Analisa Penilaian Terbatas)
  3. Comparation Testing (Pengujian Perbandingan)

Equivalence Class Partitioning

  • Metode pengujian Black Box yang memecah atau membagi domain input dari suatu program ke dalam kelas-kelas data.
  • Perancangan test case berdasakan evaluasi class equivalence untuk kondisi input.
  • Kelas equivalence menggambarkan kumpulan keadaaan yang valid dan tidak valid untuk kondisi input.
  • Kondisi input dapat berupa nilai numerik, range dari nilai, kumpulan nilai yang berhubungan atau kondisi boolean.
Kelas equivalence dapat ditentukan sesuai pedoman berikut:
  • Bila kondisi input menentukan suatu range, maka kelas equivalence valid dan dua yang invalid ditentukan.
  • Bila kondisi input memerlukan harga khusus, maka satu kelas equivalence valid dan dua yang invalid ditentukan.
  • Bila kondisi input menentukan anggota suatu himpunan, maka satu kelas equivalence valid dan dua yang invalid ditentukan.
  • Bila kondisi input adalah boolean, maka satu kelas valid dan satu yang invalid ditentukan.
Contoh:
Dalam Persamaan matematika
1 juta <= Gaji <= 5 juta
valid = 1 juta sampai 5 juta
invalid = kurang dari 1 juta dan lebih dari 5 juta

Bundary Value Analisys

  • Untuk permasalahan yang tidak diketahui dengan jelas, akan cenderung menimbulkan kesalahan pada domain outputnya.
  • Pemilihan test case yang mengerjakan nilai-nilai yang telah ditentukan.
  • melengkapi equivalence class partitioning.
Petuntuk pemakaian Bundary Value Analisys:
  • Jika kondisi input berupa range yang dibatasi oleh nilai a dan b, test case harus dirancang dengan nilai a dan b.
  • Jika kondisi input ditentukan dengan sejumlah nilai, test case harus dikembangkan dengan mengerjakan sampai batas maksimal dari nilai tersebut.
  • Sesuai dengan 1 dan 2, untuk kondisi output harus dirancang test case sampai jumlah maksimal.
  • Untuk struktur data pada program juga harus dirancang sampai pada batas kemampuan.

Comparation Testing

  • Perangkat keras dan perangkat lunak yang berlebihan memungkinkan untuk digunakan.
  • Menggunakan team yang terpisah untuk mengembangkan versi-versi independent dari perangkat lunak dengan menggunakan spesifikasi yang sama.
  • Mencoba masing-masing versi dengan data yang sama untuk memastikan bahwa semua versi memberikan output yang identik.
  • Semua versi dieksekusi secara paralel dengan perbandingan realtime hasil untuk memastikan konsistensi.
  • Output sama dari masing-masing versi implementasi benar.
  • Output berbeda masing-masing versi dari aplikasi untuk menentukan cacat pada suatu versi (perbedaan jelas).
  • Spesifikasi semua fungsi yang dikembangkan mengandung kesalahan, maka semua versi kemungkinan besar merefleksikan kesalahan.
  • Masing-masing versi independen identik tetapi tidak benar, maka pengujian kondisi akan gagal mendeteksi kesalahan.

Testing Stage

Sasaran Utama Desain Test Case

Untuk mendapatkan serangkaian pengujian yang memiliki kemungkinan tertinggi di dalam pengungkapan kesalahan pada perangkat lunak.

Teknin yang Digunakan

  • Pengujian White-Box (White-Box Testing)
  • Pengujian Black-Box (Black-Box Testing)

Pengujian White Box

  • Berfokus pada struktur kontrol program.
  • Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa semua statemen pada program telah dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan semua kondisi telah diuji.
  • Pengujian basis path, teknik pengujian white-box, menggunakan grafik program (matrik grafik) untuk melakukan serangkaian pengujian yang independen secara linear yang memastikan cakupan.
  • Pengujian aliran data dan kondisi lebih lanjut menggunakan logika program, dan pengujian loop menyempurnakan teknik white box yang lain dengan memberikan sebuah prosedur untuk menguji loop dari tingkat kompleksitas yang bervariasi.
  • Implikasinya secara khusus diaplikasikan ke dalam komponen program yang kecil (modul atau kelompok kecil dari modul).

Pengujian Black-Box

  • Didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program.
  • Berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak.
  • Melakukan teste case dengan mempartisi domain input dan output dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam.
  • Partisi ekivalensi (Equivalence Class Partitioning) membagi domain input kedalam kelas data yang mungkin untuk melakukan fungsi perangkat lunak tertentu.
  • Analisis nilai terbatas (Boundary Value Analysis) memeriksa kemampuan program untuk menangani data pada patas yang dapat diterima.
  • Pengujian perbandingan (Comparison Testing) mengembangkan perangkat lunak ke dalam versi-versi yang independen dari suatu aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan bahwa semua versi memberikan output yagn identik. Disebut juga pengujian back to back.
Pengembang perangkat lunak yang berpengalaman sering mengatakan, “Pengujian tidak akan pernah berakhir. Pengujian hanya berpindah dari Penguji ke pelanggan. Setiap pelanggan menggunakan program tersebut, berarti suatu pengujian dilakukan.”
Dengan mengaplikasikan desain test case, perekayasa perangkat lunak dapat menapai pengujian yang lebih lengkap sehingga dapat mengungkap dan melakukan koreksi sebelum “pengujian pelanggan” dimulai.

Testing Stage (Tingkatan Pengujian)

Validasi perangkat lunak (V & V) ditujukan untuk menunjukkan bahwa sistem sesuai dengan spesifikasinya dan bahwa sistem memenuhi harapan pelanggan yang membelinya. Validasi melibatkan proses pemeriksaan, seperti inspeksi dan peninjauan, pada setiap proses perangkat lunak dari definisi persyaratan user sampai pengembangan program.

Validasi perangkat lunak adalah proses pemeriksaan untuk menjamin agar sistem telah sesuai dengan spesifikasinya dan memenuhi kebutuhan sesungguhnya dari user sistem.

Namun demikian, mayoritas biaya validasi disediakan setelah implementasi sistem operasional diuji.
  • Untuk program-program kecil, sistem seharusnya tidak diuji sebagai sistem tunggal. Sistem besar dibangun dari subsistem yang dibangun dari model yang terbuat dari prosedur dan fungsi.
  • Proses demikian dengan demikian harus dilakukan bertahap, dimana pengujian dilakukan secara inkremental bersama dengan implementasi sistem.
  • Proses pengujian terdiri dari 3 (tiga) tahap dimana komponen-komponen sistem diuji, sistem yang terintegrasi diuji, dan akhirnya sistem diuji dengan data pelanggan.
  • Idealnya, kesalahan komponen ditemukan dini pada proses dan masalah interface ketika sistem diintegrasi.
  • Namun demikian, dengan ditemukannya kesalahan, program harus didebug.
  • Hal ini menuntut tahap proses pengujian ulang.
  • Error pada komponen program, bisa muncul pada saat pengujian itegrasi.
  • Proses dengan demikian bersifat iteratif, dengan informasi diumpan balik dari bagian akhir ke bagian awal proses.

Tahap-tahap Proses Pengujian

  1. Unit Testing (Pengujian Unit)
  2. Modul Testing (Pengujian Modul)
  3. Sub Sistem Testing (Pengujian Sub Sistem)
  4. System Testing (Pengujian System)
  5. Acceptance Testing (Pengujian Penerimaan)

Unit Testing

  • Komponen individual diuji untuk menjamin operasi yang benar.
  • Setiap komponen diuji secara independen, tanpa komponen sistem yang lain.

Modul Testing

Modul merupakan sekumpulan komponen yang berhubungan seperti kelas objek, atau sekumpulan prosedur dan fungsi. Sebuah modul merangkum komponen-komponen yang berhubungan, sehingga dapat diuji tanpa modul sistem yang lain.

Sub-System Testing

  • Melibatkan pengujian sekumpulan modul yang telah diintegrasikan menjadi subsistem.
  • Masalah yang sering muncul pada sistem perangkat lunak besar adalah ketidaksesuaian interface.
  • Proses pengujian subsistem dengan demikian harus terkonsentrasi pada deteksi kesalahan interface modul dengan menjalankan interface ini berkali-kali.

System Testing

  • Subsistem diintegrasikan untuk membentuk sistem. Proses ini berkenaan dengan penemuan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi yang tidak diharapkan antara subsistem dan masalah interface subsistem.
  • Sistem pengujian secara keseluruhan dimana pengujian timbul karena sifat-sifat yang baru.
  • Pengujian atas penggabungan sistem perangkat lunak.

Acceptance Testing

  • Merupakan tahap akhir proses pengujian sebelum sistem diterima untuk penggunaan operasional.
  • Sistem diuji dengan data yang dipasok oleh pelanggan dan bukan data uji simulasi.
  • Bisa menunjukkan kesalahan dan penghapusan definisi persyaratan sistem karena data riil menjalankan sistem dengan cara yang berbeda dari data uji.
  • Dapat mengungkap masalah persyaratan dimana fasilitas sistem tidak memenuhi keperluan user atau kinerja sistem tidak dapat diterima.
    • Pengujian unit dan pengujian modul biasanya merupakan tanggung jawab programmer yang mengembangkan komponen tersebut. Programer membuat data uji sendiri dan secara inkremental menguji kode pada saat dikembangkan. Pengujian ini sangat ekonomis karena programmer adalah orang yang paling mengetahui komponen tersebut dan merupakan orang terbaik untuk membuat data uji.
    • Tahap berikutnya mencakup integrasi dari sejumlah programmer dan harus direncanakan sebelumnya. Suatu tim penguji independent harus bekerja dari rencana uji pra-formulasi yang dikembangkan dari spesifikasi dan rancangan sistem.
    • Pengujian penerimaan kadang-kadang disebut pengujian alpha. Sistem yang diperlihatkan dikembangkan untuk satu klien. Proses pengujian alpha berlanjut sampai pengembang sistem dan pelanggan setuju bahwa sistem yang diserahkan merupakan implementasi yang dapat diterima dari persyaratan sistem.

Saturday, March 21, 2020

Obat Virus Corona Berhasil Ditemukan ?

Obat Virus Corona Berhasil Ditemukan ?Ilmuwan di China dikabarkan telah berhasil menemukan penawar untuk mengobati Virus Corona yang mewabah di berbagai belahan dunia.
Seperti yang sudah diketahui, pencarian obat yang mampu menyembuhkan Virus Corona cukup membuat para peneliti frustrasi, karena tingkat infeksi dan kematian terus meningkat.
Oleh karena itu, pemerintah menyarankan tim medis untuk mengombinasikan obat antivirus dan obat tradisional China.
Akan tetapi, Kamis lalu (13/2/2020), Grup National China Biotec, sebuah perusahaan milik negara di bawah Departemen Kesehatan, mengatakan bahwa pemberian serangkaian antibodi manusia yang selamat dari COVID-19 ke lebih dari 10 pasien yang sakit kritis dapat menurunkan tingkat peradangan secara signifikan setelah 12-24 jam perawatan.
Temuan ini bermula ketika seorang petugas medis senior di China meminta orang yang telah sembuh dari Virus Corona, mendonorkan plasma darah mereka karena mengandung protein yang dapat digunakan untuk mengobati pasien yang sakit.
Para ahli pun memberikan komentar beragam mengenai hal ini. Meski pendekatan ini dinilai sebagai cara yang logis dan menjanjikan untuk merawat pasien Virus Corona yang sakit parah. Namun, karena tingkat mortality yang rendah, dokter juga harus mewaspadai adanya efek samping yang ditimbulkan.
Sebagai gambaran, orang yang baru saja pulih dari Virus Corona masih memiliki antibodi terhadap virus tersebut yang beredar di dalam darah mereka. Di atas kertas, menyuntikkan antibodi mantan pengidap Virus Corona ke pasien yang sakit dapat membantu pasien melawan infeksi dengan lebih baik.
Perawatan ini akan mentransfer kekebalan pasien yang pulih ke pasien yang sakit. Ini merupakan suatu pendekatan yang telah digunakan sebelumnya dalam pandemi flu," kata Benjamin Cowling, seorang profesor epidemiologi di Hong Kong University, mengatakan kepada Times.
Sementara itu, ilmuwan lainnya mengingatkan para dokter yang ingin mencoba cara tersebut agar terus mengawasi perkembangan pasien selama perawatan.
Saya senang mengetahui bahwa plasma dari para penyintas sedang diuji. Satu catatan, dokter perlu mengendalikan kemungkinan efek dari perawatan tersebut," papar Carol Shoshkes Reiss, seorang profesor biologi dan ilmu saraf di New York University seperti dikutip dari Live Science, Minggu (16/2/2020).
Kendati demikian, tidak semua orang setuju mengenai hal ini. Dr Eric Cioe-Peña, Director of Global Health di Northwell Health di New York mengatakan bahwa sekalipun cara ini adalah ide yang bagus, perlu ada pertimbangan matang sebelum melakukannya.
"Saya pikir kita harus melewati proses ilmiah untuk melanjutkan dan mencoba mempelajari perawatan yang diusulkan ini sebelum memberlakukannya, terutama pada virus yang memiliki tingkat kematian yang rendah," pungkasnya.

Ternyata Obat Virus Corona Terinspirasi dari Indonesia CP

Hampir sebulan setelah merebaknya virus corona, para ilmuwan di Tiongkok mengklaim telah menemukan obatnya. Ternyata, obat tersebut sudah lazim dipakai di Indonesia.
Obat yang dimaksud adalah chloroquine phosphate. Di Indonesia obat ini biasa dipakai untuk vaksin malaria, yang dikonsumsi 1-2 minggu sebelum bepergian ke "kawasan malaria", sampai 4 minggu setelah pulang dari sana.
Malaria sendiri merupakan penyakit endemis di Indonesia. Beberapa wilayah yang pernah terjangkit wabah ini adalah Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, Papua, Papua Barat, dan sebagian wilayah Sumatera serta Kalimantan.
Dilansir dari Xinhua melalui serambinews.com, Sun Yanrong selaku Wakil Kepala Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Cina, dalam konferensi mengatakan para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan obat tersebut dapat dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan, dan diterapkan dalam uji coba klinis yang lebih luas sesegera mungkin.
Sun juga menambahkan bahwa chloroquine phosphate telah diuji coba secara klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, Provinsi Guangdong Tiongkok Selatan, dan Provinsi Hunan di Tiongkok Tengah.
Hasil uji klinis menunjukkan chloroquine phosphate memiliki tingkat kemanjuran yang cukup baik. Beberapa tanda kondisi pasien yang membaik di antaranya berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentasi pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.
"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," ucap Sun pada Xinhua.
Sun mencontohkan seorang pria berusia 54 tahun yang terjangkit virus corona di Beijing. Setelah minum obat selama seminggu, semua indikatornya membaik dan asam nukleat menjadi negatif.
Sejauh ini tidak ada efek samping merugikan dari obat tersebut, yang telah diberikan ke lebih dari 100 pasien terdaftar dalam uji klinis.

Ketahui Bagaimana Cara Penyebaran dan Pencegahan Virus Corona

Apa Itu Virus Corona?

Secara garis besar, coronaviruses atau virus corona adalah jenis sekelompok virus yang bisa menyebabkan penyakit dari skala rendah seperti flu hingga penyakit berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Novel coronavirus atau NCoV adalah turunan baru yang belum diidentifikasi pada manusia. Coronaviruses ini bersifat zoonotik, atau secara alami bisa ditularkan dari hewan (termasuk jenis mamalia) ke manusia. 
Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1960, virus corona, atau yang disebut juga dengan flu corona, adalah virus umum yang bisa menyebabkan infeksi di saluran pernapasan atas seperti hidung, sinus dan bagian atas tenggorokan. Sebagian jenis virus corona tidak membahayakan dan sebagian laginya bisa menyebabkan penyakit serius. 
Sebagai contoh, di tahun 2003 tercatat sebanyak 8000 orang terinfeksi SARS dan 774 orang di antaranya meninggal dunia. Contoh lainnya, MERS, yang pertama kali muncul di Arab Saudi pada tahun 2012, dan menyebar ke wilayah Timur Tengah, Eropa, Afrika serta Asia. Di tahun 2014, dua orang warga Amerika dilaporkan juga terinfeksi MERS, sekembalinya dari Arab Saudi. Bahkan, di tahun 2015, MERS mewabah di Korea dan menjadi wilayah korban terbanyak di luar Arab. Tidak ada laporan kasus di tahun setelahnya, barulah di awal tahun 2020 ini, WHO kembali mengidentifikasi jenis virus corona baru, yaitu novel coronavirus (2019-nCoV) yang muncul di Tiongkok.

Penyebaran Virus Corona

Virus corona menyebar seperti virus penyebab flu lainnya, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penyebaran secara tidak langsung misalnya lewat udara (batuk dan bersin), dengan menyentuh tangan atau wajah penderitanya, serta menyentuh benda-benda yang tersentuh oleh penderita flu, misalnya gagang pintu, ponsel, dst. Penyebaran secara langsung adalah dengan bersentuhan dengan penderita.
Bahkan menurut informasi, flu corona di Amerika adalah hal umum, yang biasanya menjangkit di sekitar musim gugur dan dingin. Orang tua dan anak-anak cenderung lebih beresiko untuk terjangkit virus corona. Namun penderitanya tetap mempunyai kesempatan untuk sembuh dengan meminum obat dan memperbanyak istirahat
Ada ulasan yang ditulis oleh CNN pada tanggal 24 Januari 2020 tentang wabah corona yang terjadi di Tiongkok. Asal penyebaran virus corona belum diketahui secara pasti, namun, diduga berasal dari kelelawar atau ular yang dimakan penderitanya, kemudian terjadi penyebaran virus antar manusia. Ulasan sejenis ditulis oleh The Sun. Intinya, kemungkinan adalah virus ini berawal dari kelelawar, yang di mana, kelelawar adalah salah satu makanan dari ular. Nah, kelelawar dan ular ini yang kemudian di makan oleh penderitanya. 
Untuk beberapa korban di negara yang dipastikan juga terkena virus corona, adalah mereka yang pulang dari melakukan kunjungan ke Tiongkok.

Gejala Umum Virus Corona

Gejala virus corona serupa dengan flu pada umumnya, yaitu infeksi pada saluran pernapasan atas. Seperti hidung berair (pilek), batuk, sakit tenggorokan, pusing dan kadang disertai demam. Jika ini adalah penyakit umum, lalu kenapa virus corona bisa jadi penyakit yang membahayakan? Karena virus corona bisa menyebar ke saluran pernapasan bawah, yang kemudian menyebabkan bronkitispneumonia, gagal ginjal bahkan kematian. Hal ini akan semakin membahayakan jika mengenai bayi, orang tua, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah dan orang dengan dengan gangguan kesehatan jantung.
Untuk mengetahui terinfeksi virus corona atau nggak, penderitanya mesti melakukan beberapa tes, di antaranya adalah tes darah, pemeriksaan hidung dan tenggorokan. 

Apa Saja Gejala Pneumonia?

Radang paru atau pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan kantung udara di dalam paru, meradang. Kantung udara ini dipenuhi dengan cairan, yang menyebabkan penderitanya batuk, kesulitan bernapas dan demam. Gejala pneumonia, ada yang ringan, hingga berat, tergantung dari apa yang menjadi penyebabnya, dari sistem ketahanan tubuh Anda dan usia. 
Tanda-tanda umum pneumonia misalnya batuk berdahak kekuningan, kehijauan bahkan berdarahDemam, menggigil, berkeringat dan sesak napas. Ciri lainnya adalah badan menjadi lemas dan timbul nyeri di dada setiap bernapas atau batuk (chest pain). Bagi anak-anak, pneumonia juga bisa membuat muntah

Bagaimana Mencegah Virus Corona?

Sayangnya, belum ada vaksin khusus untuk mencegah virus corona. Dan lagi, yang bisa kita lakukan untuk mencegah virus corona ini adalah seperti melakukan pencegahan pada jenis flu umumnya, yaitu:
  • Sangat disarankan untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setidaknya selama 20 detik, dan membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Hand sanitizer baik digunakan misalnya Anda banyak menggunakan fasilitas umum, misalnya kereta atau bus.
  • Hindari menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tangan, serta menghindari kontak dengan penderita flu, seperti berjabat tangan. Lainnya adalah memasak makanan hingga benar-benar matang. 
  • Ada baiknya, untuk sementara waktu untuk menghindari tempat-tempat ramai dan ekstra berhati-hati jika Anda sedang berada di kawasan rumah sakit.
  • Segera mandi setelah pulang dari tempat ramai dan jangan meletakkan pakaian kotor di dalam kamar.
  • Tingkatkan kekebalan tubuh dengan makanan bergizi, vitamin dan perbanyak istirahat.
  • Mengingat virus corona ini juga bisa mengenai hewan, Anda perlu menghindari kontak dengan hewan liar.
  • Langkah lain yang bisa Anda coba adalah dengan menggunakan masker. Menggunakan masker bisa membantu mencegah virus untuk mengenai wajah Anda, serta mencegah Anda menyentuh wajah secara langsung. Namun, ingatlah untuk menggunakan masker dengan benar, atau, Anda tidak akan mendapatkan manfaatnya. Masker yang disarankan adalah masker N95, masker ini lebih tebal dibanding dengan masker biasa dan masker bedah. 
    Saat menggunakan masker, kita harus menggunakannya dengan tepat. Pertama, sebelum menyentuh masker, cuci tangan Anda lebih dulu. Kemudian, gunakan masker. Bagian yang berwarna hijau, ada di bagian depan, atau, bagian yang berwarna putih adalah yang menyentuh wajah Anda (di dalam). Tekan penyangga di bagian hidung, agar bentuknya pas dengan wajah Anda. Kemudian regangkan masker agar menutupi hidung, mulut hingga dagu. Masker biasa hanya bisa dipakai sekali. 

Cegah Penyebaran Virus Corona

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran flu, termasuk corona, yaitu:
  • Jika Anda sakit, maka sebaiknya tidak keluar rumah.
  • Hindari berada seruangan dengan orang lain.
  • Cuci tangan dengan rutin agar virus tidak berpindah dan selalu menggunakan masker untuk mencegah virus menyebar melalui batuk dan bersin.
  • Terakhir, jangan berbagi pakai alat makan dan benda lainnya dengan orang lain, misalnya handuk dan perlengkapan tidur.
Pantau terus kondisi Anda, jika Anda merasakan gejala yang semakin parah, maka segera ke dokter.

Bagaimana Cara Mengatasi Virus Corona?

Selain minum obat, Anda perlu memperbanyak minum dan istirahat. Pada dasarnya, untuk flu corona ringan, bisa dihilangkan dengan obat-obatan biasa. Namun, untuk memastikan Anda terhindar dari bahayanya, sangat disarankan agar Anda segera mendapatkan perawatan dokter.
Itulah langkah-langkah yang bisa Anda terapkan untuk mencegah penularan virus corona.

Friday, March 13, 2020

Cara Cerdas Menyususn Latar Belakang

CARA CERDAS MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH YANG BAIK
Oleh: Ali Mulyanto, M.Kom
Untuk menyusun latar belakang, ikuti formulaOMKKMASOLTU
O = OBJEK PENELITIAN
M = METODE ATAUSISTEM BERJALAN
K = KELEBIHAN PADA METODE ATAU SISTEM YANG BERJALAN
K = KEKURANGAN PADA METODE ATAU SISTEM YANG BERJALAN
MAS = MASALAH PADA METODE AYAU SISTEM YANG BERJALAN
SOL = SOLUSI UNTUK MEMECAHKAN MASALAH
TU = TUJUAN DARI PENELITIAN

OK, KITA TERAPKAN PADA KASUS JUDUL SKRIPSI "SISTEM CERDAS BERBASIS KONSEP FUZZY LOGIC UNTUK EVALUASI KINERJA KARYAWAN DI STMIK CIKARANG"

Penerapan formula OMKKMASOLTU FORMULA

CONTOH PARAGRAF
Paragraf O Pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah sangat penting guna evaluasi dan perencanaan masa depan. Penilaian prestasi karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang hendak dicapai setiap karyawan. Dari hasil pengukuran kinerja karyawan dapat diketahui prestasi yang dicapai oleh setiap karyawan yaitu: sangat baik, baik, sedang atau kurang. Penilaian prestasi penting bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan perusahaan selanjutnya (Malayu S.P Hasibuan, 2009: p87). 
M Metode yang sering dipergunakan oleh perusahaan dalam menilai kinerja karyawan adalah mempergunakan performance appraisal. Performance appraisal bertujuan melakukan evaluasi terhadap 2 kinerja karyawan dengan jangka waktu yang telah ditentukan berdasarkan standar yang telah ditentukan.
K Dengan performance appraisal dapat membantu melakukan identifikasi kelemahan dan kekurangan karyawan, hal ini bermanfaat untuk perencanaan karirnya dan mempengaruhi keputusan peningkatan gaji dan promosi (Dessler, 2005: p326). 2
K Akan tetapi performance appraisal memiliki beberapa kelemahan (Dessler, 2005: p340) antara lain: a. Halo Effect, penilai menyukai atau tidak menyukai sifat pegawai yang dinilainya. b. Central tendency, nilai yang diberikan cenderung berada ditengah-tengah, jadi tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. c. Leniency, penilai cenderung beranggapan bahwa dia harus bersikap baik terhadap pegawainya, jadi nilai yang diberikan baik terhadap semua aspek penilaian. d. Bias, penilai seringkali dipengaruhi oleh faktor: umur, ras dan jenis kelamin sehingga sangat mempengaruhi peringkat karyawan 2
MAS Dari beberapa kelemahan di atas dapat disimpulkan bahwa metode performance appraisal belum efektif karena penilaiannya bersifat subyektif sehingga belum dapat memberikan analisa dan informasi yang akurat. Disamping itu juga terdapat permasalahan jika perusahaan ingin melakukan evaluasi kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter, dimana parameter tersebut terdapat di dalam faktor penilaian dalam performance appraisal dan beberapa parameter lainnya bukan merupakan faktor penilaian dalam performance appraisal. Contoh kelompok parameter yang terdapat dalam faktor penilaian performance appraisal adalah: Store Operation, Leadership dan Attitude. Sedangkan beberapa parameter yang terdapat diluar faktor penilaian dalam performance appraisal adalah: data absensi karyawan, data peringatan, data penghargaan dan data hasil training. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang lebih efektif untuk melakukan penilaian 3 terhadap kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter tersebut.
SOL Himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan klasik. Pada himpunan fuzzy tingkat keanggotaan suatu elemen dikenal dengan nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan (Sri Kusumadewi, 2006: p3). Parameter yang dipergunakan sebagai dasar penilaian evaluasi kinerja karyawan masingmasing ditentukan derajat keanggotaannya. Proses konversi parameter ke bentuk fuzzy input yang simantiknya ditentukan oleh derajat keanggotan disebut proses fuzzification. Tahapan proses fuzzy terdiri dari: fuzzification, inference dan defuzzification (Suyanto, 2008: p28). Kemudian output yang dihasilkan dari proses fuzzification dimasukkan ke tahap inference dengan mempergunakan metode Simple Additive Weighting. Konsep dasar dari metode Simple Additive Weighting adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua attribut. Output dari proses inference yang merupakan hasil dari penjumlahan terbobot dilanjutkan dengan proses defuzzification yang berfungsi mengubah fuzzy output menjadi nilai crisp (Suyanto, 2008: p43). Hasil dari proses defuzzification merupakan output yang akan menjadi nilai akhir kinerja karyawan. Dengan demikian fuzzy logic dapat menanggulangi permasalahan evaluasi kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter. 4
TU Dengan menerapkan sistem cerdas berbasis konsep fuzzy logic diharapkan dapat melakukan evaluasi kinerja karyawan dengan mempergunakan beberapa parameter penilaian. Sistem cerdas dengan konsep fuzzy logic juga diharpakn dapat menghasilkan laporan kinerja karyawan dengan analisa dan informasi yang akurat sehingga dapat dipergunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 5 ~ Oke, selamat berjuang menyusun latar belakang masalah ~

Wednesday, March 11, 2020

keamanan data 3DES


PROTOTYPE MODEL KEAMANAN DATA MENGGUNAKANKRIPTOGRAFI DATA ENCRYPTION STANDAR (DES) DENGANMODE OPERASI
CHIPER BLOCK CHAINING
(CBC)

Ari Muzakir

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina DarmaJl. A. Yani No. 12 Plaju Palembangemail:
ariemuzakir@mail.binadarma.ac.id

 Abstrak

 – 
 Model keamanan data menjadi topik yang selalu dibicarakan, karena semakin banyaknya isukeamanan yang terus mengancam dalam pemanfaatan teknologi informasi. Sehingga keamanan data menjadiaspek yang sangat penting untuk terus diselesaikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengamanandata pada sistem informasi adalah dengen memanfaatkan teknik kriptografi. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk dapat membuat suatu prototype model keamanan data pada suatu aplikasi yang berfungsi sebagai pengamanan suatu data atau informasi. Model keamanan yang dilakukan adalah dengan mengubah struktu pesan asli suatu data menjadi pesan yang disandikan menggunakan algoritma kriptografi dan mengembalikan pesan yang telah disandikan ke bentuk semula. Algoritma kriptografi yang dimanfaatkan dalam penelitian iniadalah kriptografi Data Encryption Standard (DES). Hasil dari pengujian aplikasi ini dapat diketahui bahwamodel enkripsi dekripsi suatu data dapat dilakukan dengan baik antara lain file dengan format txt,rtf,dan doc.Kata Kunci: keamanan data, kriptografi Data Encryption Standard
I.
PENDAHULUAN
Pertukaran data menjadi topik penting dalamperkembangan teknologi informasi saat ini. Teknologiberperan penting dalam membantu setiap pekerjaandiberbagai organisasi maupun pekerjaan pribadi,sehingga faktor keamanan menjadi sangat penting.Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalammengatasi masalah keamanan adalah denganmenggunakan teknik penyandian data yang disebutkriptografi.Kriptografi merupakan teknik pengamanandata atau ilmu dan seni untuk menjaga keamananpesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ketempat lain (Rinaldi,
2008
). Banyak sekali teknikkriptografi yang digunakan untuk proses enkripsi dandekripsi pesan. Salah satu kriptografi ini adalah dataencryption standard (DES). Metode DES merupakanalgoritma kriptografi yang paling banyak digunakan.Kriptografi ini pertama kali di adopsi oleh NationalInstitute of Standard and Technology (NIST) sebagaistandar pengolahan informasi federal AS. KriptografiDES ini membagi menjadi tiga kelompok, yaitupemrosesan kunci, enkripsi data 64 bit, dan dekripsi64 bit yang mana antar kelompok tersebut salingterintegrasi satu sama lainnya.Faktor keamanan menjadi hal yang sulituntuk dipecahakan, dimana teknik kriptografi yangberedar saat ini sudah semakin banyak. Namunpenggunaan kriptografi dalam teknologi informasimasih sangat sedikit sekali. Apalagi untuk penggunayang belum mengetahui fungsi keamanan data sendiri.Pada penelitian ini, kriptografi DES akandigunakan dalam membuat prototype keamanan dalampenyandian data tanpa membandingkan denganalgoritma lain yang dapat digunakan untuk tujuanyang sama. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalahmembuat prototype untuk memberikan keamananpada data yang berformat rtf,txt, maupun doc dalamproses enkripsi dan dekripsi.
II. LANDASAN TEORI

2.1 Kriptografi
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaituCryptós
yang artinya “
 secret
” (yang tersembunyi)
dan gráphein
yang artinya “
 writting
” (tulisan). Jadi,kriptografi berarti ”
 secret writting
” (tulisan rahasia).
Definisi yang dikemukakan oleh Bruce Schneier(1996), kriptografi adalah ilmu dan seni untukmenjaga keamanan pesan (Cryptography is the art andscience of keeping messages secure). Selanjutnyamenurut Menezes,dkk (1996) mengartikan Kriptografiadalah ilmu yang mempelajari teknik
 – 
 teknikmatematika yang berhubungan dengan aspekkeamanan informasi, seperti kerahasiaan data,keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data.Kriptografi mempunyai sejarah yang panjangdan menakjubkan. Informasi yang lengkap mengenaisejarah kriptografi dapat ditemukan di dalam bukuDavid Kahn yang berjudul The Codebreakers . Bukutersebut menulis secara rinci sejarah kriptografi, mulaidari penggunaan kriptografi oleh Bangsa Mesir 4000tahun yang lalu (berupa hieroglyph pada pira



Dasar Pengujian Perangkat Lunak

Dasar Pengujian Perangkat Lunak dan Model Pengujian

Dasar Pengujian Perangkat Lunak dan Model Pengujian
Dasar pengujian perangkat lunak merupakan hal yang perlu dipahami bagi para pengembang perangkat lunak agar mengerti bagaimana langkah-langkah pengujian perangkat lunak dilakukan. Dalam dasar pengujian perangkat lunak terdapat beberapa pengujian seperti pengujian unit dan pengujian modul. Di dalam dasar pengujian perangkat lunak juga perlu dipahami tentang model-model pengujian integrasi dan validasi.

Prosedur Pengujian Unit – sebagai dasar pengujian perangkat lunak

  • Pengujian unit pada umumnya merupakan perkembangan dari langkah pengkodean.
  • Setelah program sumber dikembangkan, ditinjau kembali dan diverifikasi untuk sintaknya, maka perancangan test case dimulai.
  • Peninjauan kembali perancangan informasi akan memberikan petunjuk untuk menentukan test case.
  • Karena modul bukan program yang berdiri sendiri, maka driver (pengendali) dan atau stub perangkat lunak harus dikembangkan untuk tiap-tiap pengujian.

Modul Testing (Pengujian Modul) – sebagai dasar pengujian perangkat lunak

  • Pengujian interaksi dari semua komponen yang berhubungan terhadap modul.
  • Pengujian modul yang independent
  • Modul secara individu diuji secara individu
  • Modul berupa kumpulan fungsi, prosedure atau program-program.
  • Tidak secara increment, biasanya dilakukan oleh programer yang membuat program tersebut.
  • Menggunakan stub dan driver.
  • Pengujian white-box cocok untuk tingkatan ini.
  • Pengujian struktur data lokal, kondisi batasan, jalur independent, jalur penanganan kesalahan.
  • Formal: rencana kegiatan dijelaskan dan tertulis.
  • Modul bukanlah program yang berdiri sendiri, perangkat lunak driver dan atau stubs harus dikembangkan bagi masing-masing pengujian unit.
  • Pada sebagian besar aplikasi, driver tidak lebih dari sebuah “Program Utama” yang menerima data test case.
  • Data sampai ke modul untuk diuji, kemudian mencetak hasil yang relevan.
  • Stub berfungsi menggantikan modul yang merupakan subordinat dari modul yang akan diuji.
  • Stub menggunakan interface subordinat untuk melakukan manipulasi data minimal mencetak, entri, dan kembali.

Integration Testing (Pengujian Terintegrasi) – sebagai dasar pengujian perangkat lunak

  • Pengujian integrasi adalah teknik yang sistematis untuk mengkonstruksi susunan program sambil melakukan pengujian untuk memeriksa kesalahan yang nantinya digabungkan dengan interface.
  • Sasarannya adalah untuk mengambil modul yang dikenai pengujian unit dan membangun struktur program yang telah ditentukan oleh desain.
  • Kesulitannya adalah lokalisasi error yang sulit ditemukan pada saat proses.
  • Terdapat interaksi yang rumit, antara komponen sistem dan ketika ditemukan output yang menyimpang, mungkin sulit untuk menemukan sumber error tersebut.

Integrasi Non-Inkremental

Program diuji sebagai kesatuan. Serangkaian kesalahan akan terjadi. Koreksi sulit dilakukan karena isolasi penyebab diperumit oleh luasnya program keseluruhan. Sekali kesalahan tersebut dibetulkan, maka akan muncul kesalahan yang baru dan proses itu terus berlanjut dalam loop yang kelihatannya tidak akan pernah berhenti.

Integrasi Inkremental

Program dibangun dan diuji ke dalam segmen-segmen kecil, sehingga kesalahan lebih mudah diisolasi dan dibetulkan. Interface lebih mungkin untuk diuji secara lengkap, dan pendekatan pengujian secara sistematis dapat diaplikasikan.

Top-Down Integration

  • Adalah pendekatan inkremental terhadap struktur program.
  • Modul diintegrasikan dengan menggerakkan kebawah dengan hirarki kontrol, dimulai dengan modul kontrol utama (program utama).
  • Memverifikasi kontrol utama dan keputusan pada saat awal proses pengujian.
  • Pada struktur program yang dibuat dengan baik, keputusan akan dikerjakan pada tingkat atas hirarki.
  • Stub mengganti modul tingkat rendah pada awal pengujian top-down, sehingga tidak ada data yang penting yang dapat mengalir ke atas pada struktur program.
Proses integrasi dilakukan dalam 5 (lima) langkah:
  1. Modul kontrol utama digunakan sebagai test driver, dan stub ditambahkan pada semua modul yang secara langsung subordinat terhadap modul kontrol utama.
  2. Stub subordinat diganti pada suatu saat dengan modul aktual.
  3. Pengujian dilakukan pada saat masing-masing modul diintegrasi.
  4. Pada kelengkapan masing-masing rangkaian pengujian, stub yang lain diganti dengan modul real.
  5. Pengujian regresi dapat dilakukan untuk memastikan bahwa kesalahan baru belum dimunculkan.

Bottom-Up Integrasition

  • Dapat dinyatakan dengan penyusunan yang dimulai dan diuji dengan atomic modul (modul tingkat paling bawah pada struktur program).
  • Modul diintegrasikan dari bawah keatas sehingga pemrosesan yang diperlukan untuk modul subordinat yang selalu diberikan akan selalu tersedia dan kebutuhan akan stub dapat dieliminasi.
Strategi bottom-up integration dapat diterapkan dengan urutan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Modul tingkat paling bawah digabungkan ke dalam cluster (sering disebut build) yang melakukan subfungsi perangkat lunak spesifik.
  2. Driver (program kontrol untuk pengujian) ditulis untuk mengkoordinasi input dan output test case.
  3. Cluster diuji.
  4. Driver diganti dan cluster digabungkan dengan menggerakkannya ke atas di dalam struktur program.

Regression Testing (Pengujian Regresi)

  • Adalah aktivitas yang membantu memastikan bahwa perubahan (karena pengujian atau alasan lain) tidak menimbulkan tingkah laku yang tidak diharapkan atau kesalahan tambahan.
  • Merupakan eksekusi ulang dari beberapa subset yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan tidak menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan.
  • Pengujian yang berhasil akan menghasilkan kesalahan, dan setiap kesalahan harus dikoreksi.
  • Setiap kali perangkat lunak dikoreksi, maka banyak aspek konfigurasi perangkat lunak (program, dokumentasi atau data yang mendukung) akan diubah.
Pengujian regresi (subset dari pengujian yang akan dieksekusi) berisi tiga kelas test case yang berbeda yaitu:
  • Sample representatif dari pengujian yang akan menggunakan semua fungsi perangkat lunak.
  • Pengujian tambahan yang akan berfokus pada fungsi-fungsi perangkat lunak yang mungkin dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
  • Pengujian yang berfokus pada komponen perangkat lunak yang diubah.

Pemilihan Strategi Integrasi

Pemilihan strategi integrasi, tergantung pada karakteristik perangkat lunak dan kadang-kadang juga pada jadwal projek.
Secara umum pendekatan yang digabungkan (sandwitch testing), yang menggunakan strategi top-down untuk tingkat yang lebih tinggi dari struktur program, dipasangkan dengan strategi bottom-up untuk tingkat subordinat.
Pada saat pengujian integrasi dilakukan, penguji harus mengidentifikasi modul kritis. Modul kritis memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Menekankan beberapa persyaratan perangkat lunak.
  2. Memiliki tingkat kontrol yang tinggi.
  3. Kompleks (Cyclomatic Complexity dapat digunakan sebagai indikator).
  4. Memiliki persyaratan kinerja yang terbatas.
Scope of Testing merangkum fungsi yang spesifik, kinerja dan karakteristik desain internal yang akan diuji. Pengujian dibatasi; kriteria perlengkapan dari masing-masing fase pengujian digambarkan; dan batasan jadwal didokumentasikan.
Test Plan menggambarkan seluruh strategi integarasi. Pengujian dibagai ke dalam phases dan builds yang menekankan fungsional spesifik dan karakteristik tingkah laku dari perangkat lunak tersebut. Misalnya pengujian integrasi untuk sebuah sistem komputer yang berorientasi pada grafik dapat dibagi ke dalam fase-fase pengujian sebagai berikut:
  • Interaksi pemakai (seleksi perintah, representasi tampilan, pemrosesan, dan representasi kesalahan).
  • Manipulasi dan analisis data (pembuatan simbol, penentuan dimensi, rotasi, komputasi sifat fisis).
  • Pemrosesan dan pemunculan tampilan (tampilan dua dimensi, tampilan tiga dimensi, grafid dan bagan).
  • Manajemen database (akses, update, integritas, kinerja).
Kriteria pengujian yang sesuai diaplikasikan untuk semua fase pengujian:
  • Integritas interface. Antar muka internal dan eksternal diuji pada saat masing-masing modul (kluster) ditambahkan ke dalam struktur.
  • Validitas fungsional. Pengujian yang didesain untuk mengungkap kesalahan fungsional yang dilakukan.
  • Isi Informasi. Pengujian dilakukan untuk mengungkap kesalahan yang berhubungan dengan struktur data global atau lokal yang dilakukan.
  • Kinerja. Pengujian didesain untuk memeriksa batasan kinerja yang dibangun selama desain perangkat lunak dilakukan.

Validation Testing (Pengujian Validasi) – sebagai dasar pengujian perangkat lunak

  • Dilakukan setelah integration testing dilakukan serta kesalahan-kesalahan yang ditemukan telah diperbaiki.
  • Validasi berhasil jika fungsi-fungsi yang ada pada perangkat lunak telah sesuai dengan yang diharapkan oleh pemakai.
  • Merupakan kumpulan pengujian black-box yang memperlihatkan atau menunjukkan sesuai dengan yang diperlukan.
  • Garis besar rencana pengujian dikerjakan dan prosedur pengujian didefinisikan dengan test case yang spesifik untuk menunjukkan sesuai dengan yang diperlukan.
  • Rencana dan prosedur dirancang untuk menjamin seluruh keperluan fungsional telah terpenuhi, seluruh prformansi dapat dicapai, dokumentasi dilakukan dengan benar.
Setelah pengujian dikerjakan, ada satu kemungkinan dari dua kondisi yang ada, yaitu:
  1. Karakteristik performansi fungsi sesuai dengan spesifikasi dan dapat diterima.
  2. Penyimpangan dari spesifikasi ditemukan dan daftar penyimpangan dibuat.

Kajian Konfigurasi

  • Merupakan elemen penting dari proses validasi.
  • Tujuannya untuk memastikan apakah semua elemen konfigurasi perangkat lunak telah dikembangkan dengan tepat, dikatalog, dan memiliki detail yang perlu untuk mendukung fase pemeliharaan dari siklus hidup perangkat lunak.
  • Sering disebut audit.

Alpha dan Beta Testing

  • Sangat tidak mungkin bagi pengembang perangkat lunak untuk meramalkan bagaimana pelanggan akan benar-benar menggunakan sebuah program.
  • Instruksi yang digunakan dapat disalah-interprestasikan, kombinasi data yang aneh dapat dipakai secara reguler, dan output yang kelihatannya sudah jelas bagi penguji tidak dapat dimengerti oleh pemakai di lapangan.
  • Bila perangkat lunak biasa dibangun bagi satu pelanggan, maka acceptance test dapat dilakukan untuk memungkinkan pelanggan memvalidasi semua persyaratan.
  • Acceptance Test dilakukan karena memungkinkan pelanggan untuk menemukan kesalahan yang lebih terinci dan membiasakan pelanggan lebih memahami perangkat lunak yang telah dibuat.
  • Jika perangkat lunak dibuat dan dikembangkan untuk dipakai oleh banyak pelanggan, maka tidak praktis untuk melakukan pengujian satu per satu terhadap perangkat lunak tersebut.
  • Maka digunakan Alpha dan Beta Testing.
  • Alpha Testing adalah tahap pengembangan dimana perangkat lunak atau perangkat keras yang telah dibuat dikirim ke kelompok pemakai atau pembeli yang potensial kemudian mereka akan menggunakan produk ini untuk melaporkan jika produk ini gagal.
  • Pengujian alpha dilakukan pada sebuah lingkungan yang terkontrol.
  • Pengujian beta dilakukan oleh pelanggan yang merupakan pemakai akhir perangkat lunak.
  • Pengujian Beta merupakan sebuah aplikasi “live” dari perangkat lunak dari suatu lingkungan yang tidak dapat dikontrol oleh pengembang.
  • Pelanggan merekam semua masalah yang ditemui selama pengujian beta dan melaporkannya kepada pengembang.
  • Pengembang melakukan modifikasi kemudian mempersiapkan pelepasan produk ke seluruh pelanggan.

System Testing

  • Perangkat lunak merupakan salah satu dari sistem yang berbasis komputer yang sangat besar.
  • Perangkat lunak diintegrasikan dengan elemen sistem lainnya (hardware, informasi) dan serangkaian integrasi sistem dan validasi test dilakukan.
  • Jika pengujian gagal atau diluar scope dari pengembangan sistem dan tidak hanya dikerjakan oleh programmer, maka langkah yang diambil selama perancangan dan pengujian dapat diperbaiki.
  • Peran Analisis Sistem antara lain:
    • Menangani kesalahan-kesalahan yang muncul dari elemen-elemen perangkat lunak.
    • Mengerjakan serangkaian pengujian.
    • Mencatat hasil pengujian.
    • Berpartisipasi dalam perencaan dan merancang pengujian sistem untuk menjamin kualitas perangkat lunak.
  • System testing adalah sederetan pengujian yang berbeda-beda dengan tujuan utama mengerjakan keseluruhan elemen dalam sistem yang telah dikembangkan.

Stress Testing (Pengujian Stres)

  • Didesain untuk menghadapi situasi yang tidak normal, pada saat program mengalami pengujian.
  • Dilakukan oleh sistem untuk kondisi-kondisi volume data yang tidak normal (melebihi atau kurang dari batasan) frekuensi dan lain-lain.
  • Intinya penguji berusaha untuk merusak program.

Recovery Testing (Pengujian Perbaikan)

  • Adalah pengujian sistem yang memaksa perangkat lunak untuk mengalami kegagalan dalam berbagai cara dan melakukan verifikasi sesuai dengan performansi yang tepat.
  • Banyak sistem yang berbasis komputer harus melindungi dari kesalahan dan melanjutkan prosesnya dalam waktu yang telah ditentukan.
  • Sistem harus toleran terhadap kesalahan-kesalahan. Kesalahan pemrosesan tidak boleh keseluruhan fungsi berhenti.

Security Testing (Pengujian Keamanan)

  • Adalah pengujian yang akan melakukan verifikasi dari mekanisme perlindungan yang akan dibuat oleh sistem, melindungi dari hal-hal yang mungkin terjadi.
  • Penguji memerankan individu yang akan menembus sistem.
  • Pengujian untuk mencoba menembus tingkat keamanan sebuah perangkat.
  • Strategi Sandwitch Compromise, menguji perangkat lunak dengan melakukan pengujian mulai dari entry point tertentu kemudian bergerak keatas atau kebawah.
  • Volume Testing, menguji perangkat lunak dengan data yang berlebihan.
  • Configuration Testing, menguji berbagai variasi perangkat lunak di berbagai lingkungan perangkat lunak.
  • Compability Testing, menguji kesesuaian sebuah perangkat lunak dengan sistem yang sedang dimanfaatkan.
  • Timing Testing, melakukan pengujian terhadap perangkat lunak untuk evaluasi terhadap waktu tanggap dan waktu proses yang dibutuhkan untuk meyelesaikan sebuah tugas.
  • Enviromental Testing, menguji toleransi perangkat lunak terhadap suhu, kelembaban, gerak dan perpindahan.
  • Human Factor Testing, menguji antar muka perangkat lunak bersama-sama dengan pemakai.

Interface Testing (Pengujian Interface)

  • Dilakukan ketika modul atau subsistem diintegrasi untuk membuat sistem yang lebih besar.
  • Setiap modul atau subsistem memiliki interface yang terdefinisi yang dipanggil oleh komponen program lain.
  • Tujuannya adalah untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin telah masuk ke dalam sistem karena error interface atau asumsi invalid mengenai interface.
  • Penting untuk pengembangan berorientasi objek.
Visit my other website: http://masjidalfajar.com/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *